Studi terbaru dari para ilmuwan di Inggris, yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology terbaru 8 September, memberi petunjuk bahwa kebanyakan bayi dapat merasakan sakit (bahkan) beberapa minggu sebelum dilahirkan.
Riset mendapat kemajuan signifikan, karena ilmuwan berhasil menemukan hipotesis waktu yang tepat selama proses perkembangan bayi selagi dalam kandungan, saat di mana ia mulai dapat membedakan sentuhan dasar dengan stimuli yang memberikan rasa sakit.
Untuk menentukan kapan bayi mulai dapat merasakan sakit, ilmuwan memonitor aktivitas otak janin bayi melalui EEG. Studi dilakukan terhadap 46 bayi di sebuah rumah sakit di Bloomsbury, London, yang 21 di antaranya lahir prematur. Dengan demikian ilmuwan mampu mengamati tahap-tahap perkembangan ketika bayi memasuki usia 28 minggu hingga 37 minggu (bayi tidak prematur umumnya lahir menjelang minggu ke-37).
Setelah minggu ke 35-37 inilah, bayi-bayi tersebut menunjukkan perbedaan atau perubahan respons di area spesifik otak, yang diduga menunjukkan kalau mereka mulai membedakan rasa sakit.
"Meski demikian, tentu saja bayi tak dapat memberitahukan kita apa yang mereka rasakan, jadi mustahil mengetahui pengalaman sebenarnya," ujar salah seorang ilmuwan dari University College London, Lorenzo Fabrizi.
Namun disadari para ilmuwan studi ini mungkin membawa suatu implikasi pada ilmu perawatan bayi yang baru lahir, terutama yang lahir secara prematur. Sebab bayi prematur akan cenderung tumbuh lebih sensitif terhadap rasa sakit.
Sumber: Live Science
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment